Senin, 03 November 2014

Filsafat Pendidikan dalam Tritologi Ilmu Pengetahuan


1. Ontologi Pendidikan
Ontologi tidak terlepas dari filsafat karena filsafat diperlukan untuk menjelaskan dasar ontologis dari hampir setiap ilmu, termasuk dalam kajian pendidikan. Aspek realitas yang dijangkau teori pendidikan melalui pengalaman pancaindra adalah dunia pengalaman manusia secara empiris. Dalam situasi sosial, manusia sering berprilaku tidak utuh, hanya menjadi makhluk berprilaku individual dan makhluk sosial yang berprilaku kolektif. Hal itu dikarenakan pada ruang lingkup pendidikan makro berskala besar mengingat adanya konteks sosio-budaya yang terstruktur oleh sistem nilai tertentu.
Filsafat pendidikan merupakan bidang filsafat terapan, bermula dari bidang tradisional filsafat. Dengan kata lain, filsafat pendidikan adalah studi filosofis tentang tujuan, proses, alam, dan cita-cita pendidikan. Sebagai contoh, filsafat mencakup sebagai hal berikut:
1. mempelajari definisi mengasuh dan mendidik
2. mempelajari pengaplikasian nilai-nilai dan norma-norma.
3. mempelajari batas-batas dan legimitasi pendidikan sebagai disiplin akademis
4. mempelajari hubungan antara teori dan praktik pendidikan pada umumnya.
 Filsafat pendidikan dapat dianggap sebagai cabang dari filsafat dan pendidikan. Filsafat pendidikan tidak hanya menjadi bidang pendidikan yang memiliki konteks yang sangat beragam, tetapi juga menjadikan filsafat pendidikan tidak mudah didefinisikan. Menurut made pidarta, ontology filsafat pendidikan mempertanyakan hal-hal berikut:
1. apakah pendidikan itu?
2. apa yang hendak dicapai?
3. Bagaimana cara terbaik merealisasikan tujuan-tujuan pendidikan?
4. bagaimana sifat pendidikan itu?
5. bagaimana perbedaan pendidikan teori dengan praktik?
6. bagaimana hakikat kurikulum yang disajikan?
7. bagaimana dan siapa peserta didiknya?
8. bagaimana sistem pengembangan bakat dan minat anak didik?
Pendekatan ontologi atau metafisikmenekankan pada hakikat keberadaan, dalam hal ini keberadaan manusia itu sendiri. Dalam pemahaman tersebut, sudah tentu hakikat pendidikan atau ontologi pendidikan berakar dari kebutuhan manusia terhadap proses pelatihan kemandirian berfikir, mandiri mengambil keputusan, mengamankan kehormatan dan harga dirinya, dan manusia yang mengerti tujuan hidup hari ini, besok, dah yang akan datang.
2. Epistemologi Pendidikan
Epistemologi adalah kata lain dari filsafat ilmu yaitu knowledge, yaitu, pengetahuan dan logis (theory). Jadi epistemologi adalah “teori pengetahuan” atau teori tentang cara, metode, dan dasar dari ilmu pengetahuan. Epistemologi merupakan suatu cabang filsafat yang meneliti asal-usul, struktur, metode-metode, dan kesahan pengetahuan. Epistemologi berbeda denga logika, jika logika merupakan sains formal yang berkenaan pada prinsip-prinsip penalaran yang sah, maka Epistemologi adalah sains filosofis tentang asal-usul pengetahuan dan kebenaran.
3. Aksiologi pendidikan
Aksiologi berasal dari kata yunani dengan asal kata axsio (nilai), serta logos (ilmu). Jadi aksiologi sedikitnya merupakan postulat yang membahas kegunaan atau nilai guna dari suatu disiplin ilmu. Maksudnya adalah memikirkan segala hakikat pengetahuan atau hakikat keberadaan guna dari suatu pendidikan itu sendiri, baik secara umum maupun secara khusus. Oleh karena itu, kajiannya mengarah diri pada dasar-dasar pengetahuan dalam bentuk penalaran, logika, sumber pengetahuan, dan kriteria kegunaan dari suatu kebenaran.
Tujuan aksiologi pendidikan secara esensial adalah terwujudnya anak didik yang memahami ilmu dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Terwujudnya insane kamil, yaitu manusia yang kembali pada fitrah dan pada tujuan kehidupannya yang sejati.









Daftar Pustaka
Noorhayati aliet sutrisno, pandanita windari, fikriyah.2012. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: deepublish
Poespoprodjo, W., Logika Scientifika. 1999. Pengantar Dialektika dan Ilmu. Bandung: Pustaka Grafika
Sadulloh, Uyoh. 2009. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sadulloh, Uyoh.1994. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: P.T. Media Iptek
Tafsir, Ahmad. 2009. Filsafat Umum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar