1. Ontologi Pendidikan
Ontologi tidak terlepas dari filsafat karena filsafat
diperlukan untuk menjelaskan dasar ontologis dari hampir setiap ilmu, termasuk
dalam kajian pendidikan. Aspek realitas yang dijangkau teori pendidikan melalui
pengalaman pancaindra adalah dunia pengalaman manusia secara empiris. Dalam
situasi sosial, manusia sering berprilaku tidak utuh, hanya menjadi makhluk
berprilaku individual dan makhluk sosial yang berprilaku kolektif. Hal itu
dikarenakan pada ruang lingkup pendidikan makro berskala besar mengingat adanya
konteks sosio-budaya yang terstruktur oleh sistem nilai tertentu.
Filsafat pendidikan merupakan bidang filsafat terapan,
bermula dari bidang tradisional filsafat. Dengan kata lain, filsafat pendidikan
adalah studi filosofis tentang tujuan, proses, alam, dan cita-cita pendidikan.
Sebagai contoh, filsafat mencakup sebagai hal berikut:
1. mempelajari definisi mengasuh dan mendidik
2. mempelajari pengaplikasian nilai-nilai dan norma-norma.
3. mempelajari batas-batas dan legimitasi pendidikan sebagai
disiplin akademis
4. mempelajari hubungan antara teori dan praktik pendidikan
pada umumnya.
Filsafat pendidikan dapat dianggap sebagai cabang dari
filsafat dan pendidikan. Filsafat pendidikan tidak hanya menjadi bidang
pendidikan yang memiliki konteks yang sangat beragam, tetapi juga menjadikan
filsafat pendidikan tidak mudah didefinisikan. Menurut made pidarta, ontology
filsafat pendidikan mempertanyakan hal-hal berikut:
1. apakah pendidikan itu?
2. apa yang hendak dicapai?
3. Bagaimana cara terbaik merealisasikan tujuan-tujuan
pendidikan?
4. bagaimana sifat pendidikan itu?
5. bagaimana perbedaan pendidikan teori dengan praktik?
6. bagaimana hakikat kurikulum yang disajikan?
7. bagaimana dan siapa peserta didiknya?
8. bagaimana sistem pengembangan bakat dan minat anak didik?
Pendekatan ontologi atau metafisikmenekankan pada hakikat
keberadaan, dalam hal ini keberadaan manusia itu sendiri. Dalam pemahaman
tersebut, sudah tentu hakikat pendidikan atau ontologi pendidikan berakar dari
kebutuhan manusia terhadap proses pelatihan kemandirian berfikir, mandiri
mengambil keputusan, mengamankan kehormatan dan harga dirinya, dan manusia yang
mengerti tujuan hidup hari ini, besok, dah yang akan datang.
2.
Epistemologi Pendidikan
Epistemologi adalah kata lain dari filsafat ilmu yaitu knowledge,
yaitu, pengetahuan dan logis (theory). Jadi epistemologi adalah “teori
pengetahuan” atau teori tentang cara, metode, dan dasar dari ilmu pengetahuan.
Epistemologi merupakan suatu cabang filsafat yang meneliti asal-usul, struktur,
metode-metode, dan kesahan pengetahuan. Epistemologi berbeda denga logika, jika
logika merupakan sains formal yang berkenaan pada prinsip-prinsip penalaran
yang sah, maka Epistemologi adalah sains filosofis tentang asal-usul
pengetahuan dan kebenaran.
3.
Aksiologi pendidikan
Aksiologi berasal dari kata yunani dengan asal kata axsio
(nilai), serta logos (ilmu). Jadi aksiologi sedikitnya merupakan postulat yang
membahas kegunaan atau nilai guna dari suatu disiplin ilmu. Maksudnya adalah
memikirkan segala hakikat pengetahuan atau hakikat keberadaan guna dari suatu
pendidikan itu sendiri, baik secara umum maupun secara khusus. Oleh karena itu,
kajiannya mengarah diri pada dasar-dasar pengetahuan dalam bentuk penalaran,
logika, sumber pengetahuan, dan kriteria kegunaan dari suatu kebenaran.
Tujuan aksiologi pendidikan secara esensial adalah
terwujudnya anak didik yang memahami ilmu dan mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Terwujudnya insane kamil, yaitu manusia yang kembali pada fitrah
dan pada tujuan kehidupannya yang sejati.
Daftar Pustaka
Noorhayati
aliet sutrisno, pandanita windari, fikriyah.2012. Filsafat Pendidikan.
Yogyakarta: deepublish
Poespoprodjo,
W., Logika Scientifika. 1999. Pengantar Dialektika dan Ilmu. Bandung:
Pustaka Grafika
Sadulloh, Uyoh. 2009. Pengantar
Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sadulloh, Uyoh.1994. Pengantar
Filsafat Pendidikan. Bandung: P.T. Media Iptek
Tafsir,
Ahmad. 2009. Filsafat Umum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar