Nama
: Mochamad Nanat Fatulloh
SD14A6
Orientasi psikologi yang mempengaruhi filsafat
pendidikan diantaranya ada tiga hal, yakni psikologi humanistik,
behaviouristik, dan konstruktivistik.Pendekatan empiris berdasarkan pengkajian
asosiasi dalam psikologi behavioristik yang secara umum mengikuti pendapat para
filsuf inggris dan juga konsep locke tentang kepasifan mental yang bermakna
bahwa isi pikiran bergantung pada lingkungan.
Psikologi humanistik merupakan suatu
pendekatan multifaset terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia yang
memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Sedangkan,
Psikologi konstruktivistik selalu terfokus pada proses-proses pembelajaran
bukannya pada perilaku belajar. Kaum konstruktivistik mempergunakan
Proses-proses dan strategi-strategi mental yang digunakan para siswa untuk
belajar.
Teori-teori psikologis merupakan
pandangan-pandangan dunia yang komprehensif yang berfungsi sebagai basis bagi
guru dalam pendekatan praktek pengajaran. Orientasi-orientasi pengajaran pada
pokoknya berhubungan dengan pemahaman kondisi-kondisi yang diasosiakan dengan
pengajaran efektif. Dengan kata lain, apa yang memotivasi siswa untuk
belajar,dan Lingkungan-lingkungan apa yang kondusif untuk belajar. Diantara
orientasi-orientasi psikologis yang telah mempengaruhi filsafat pengajaran
adalah psikologi humanistik, behavioristik, dan konstruktivistik.
1. Psikologi Humanistik
Humanistik adalah alliran dalam psikologi yang
muncul pada tahun 1950, sebagai reaksi terhadap behaviourisme dan
psikoanalisis. Aliran ini secara eksplisit memberikan perhatian pada dimensi
manusia dari psikologi dan konteks manusia dalam pengembangan teori psikologis.
Pendekatan humanistik ini mempunyai akar pada pemikiran eksistensialisme dengan
tokoh-tokohnya seperti Kierkegaard, Nietzsche, Heidegger, dan Sartre.
Psikologi humanistik menekankan kepada
kebebasan personal, pilihan, kepekaan, dan tanggung jawab personal. Psikologi
humanisme juga memfokuskan pada prestasi, motivasi, perasaan, tindakan, dan
kebutuhan akan umat manusia. Tujuan pendidikan, menurut orientasi ini, adalah
aktualisasi diri individual.
Psikologi humanistik dapat dimengerti dari tiga ciri utama,
yaitu :
1. Psikologi humanistik menawarkan satu nilai yang baru sebagai
pendekatan untuk memahami sifat dan keadaan manusia
2. Psikologi humanistik menawarkan pengetahuan yang luas akan
kaedah penyelidikan dalam bidang tingkah laku manusia
3. psikologi humanistik menawarkan metode yang lebih luas akan
kaedah-kaedah yang lebih efektif dalam pelaksanaan psikoterapi.
Teori-teori belajar dari Psikologi Humanistik
Orientasi perhatian psikologi humanistik yang
terutama tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan
dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada
pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Tujuan utama pendidik ialah membantu
siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk
mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantunya dalam
mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri mereka sendiri.
Tokoh-tokoh pencetus dalam aliran humanistik
antara lain : Combs, Maslov, dan Rogers. Berikut beberapa pandangan mereka
mengenai teori belajar psikologi humanistik. Combs menyatakan apabila kita
ingin memahami perilaku orang, maka kita harus mencoba memahami dunia persepsi
orang itu. Selanjutnya Combs mengatakan bahwa perilaku buruk itu sesungguhnya
tak lain hanyalah dari ketidakmauan seseorang untuk melakukan sesuatu yang
tidak akan memberikan kepuasan baginya.
Maslov menyatakan bahwa teori belajar
psikologi humanistik didasarkan atas asumsi bahwa di dalam diri kita ada dua
hal, yakni :
1. Suatu usaha yang positif untuk berkembang
2. Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu. Pada
diri masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut
untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut
membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya. Tetapi mendorong untuk
maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinyasemua kemampuan, ke
arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat
menerima diri sendiri.
Rogers, dalam bukunya freedom to Learn, ia
menunjukkan sejumlah prinsip-prinsip belajar humanistik yang penting, salah
satu diantaranya adalah bahwa manusia itu mempunyai kemampuan untuk belajar
secara alami.
2. Psikologi Behavioristik
Behaviorisme didasarkan pada prinsip bahwa
perilaku manusia yang diinginkan merupakan produk desain bukannya kebetulan.
Menurut kaum behavioristik, merupakan suatu ilusi yang mengatakan bahwa manusia
memiliki suatu keinginan yang bebas.
Psikologi behaviorisme memaknai psikologi
sebagai studi tentang perilaku dan sistem ini telah mendapat dukungan kuat
dalam perkembangannya di abad 20 Amerika Serikat. Dalam pandangannya, perilaku
yang dapat diamati dan dikuantifikasi memiliki maknanya sendiri, bukan hanya
berfungsi sebagai perwujudan peristiwa-peristiwa mental yang
mendasarinya.[7]John B. Watson (1878-1958) adalah perintis psikologi
behavioristik yang utama dan B. F. Skinner (1904-1990) adalah promotor
terkenalnya. Watson terlebih dahulu mengklaim bahwa perilaku manusia terdiri
dari stimulisasi spesifik yang muncul dalam respon-respon tertentu. Sebagian,
ia mendasarkan bahwa pada konsepsi barunya terhadap pembelajaran pada
pengalaman klasik yang dilaksanakan oleh psikolog Rusia Ivan Pavlov
(1984-1936).[8]
Teori-teori Belajar dari Psikologi Behavioristik
Teori belajar behavioristik adalah sebuah
teori yang dicetuskan oleh Gagne dan Berliner tentang perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran
psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik
pendidikan dan pembelajaran yang di kenal sebagai aliran behavioristik. Aliran
ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
[9]
Beberapa teori belajar dari psikologi
behavioristik dikemukakan oleh para psikolog behavioristik. Mereka sering
menyebutnya dengan “Contemporary behaviorists” atau juga disebut “S-R
psychologists.” Mereka berpendapat, bahwa tingkah laku manusia itu dikendalikan
oleh ganjaran (Reward)atau penguatan (Reinforcement) dari lingkungan. Dengan
demikian, dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara
reaksi-reaksi behavioral dengan stimulasinya.
C. Psikologi Konstruktivistik
C. Psikologi Konstruktivistik
Berbeda dengan behaviorisme, Konstruktivisme
memfokuskan pada proses-proses pembelajaran bukannya pada perilaku belajar.
Sejak pertengahan tahun 1980-an, para peneliti telah berusaha untuk
mengidentifikasi bagaimana para siswa mengkonstruksi/membentuk pemahaman mereka
terhadap bahan yang mereka pelajari menurut konstruktivisme, melalui proses
kognitif.
Para siswa menciptakan atau membentuk
pengetahuan mereka sendiri melalui tingkatan dan interaksi dengan dunia.
Pendekatan konstruktivis sosial juga mempertimbangkan konteks sosial yang di
dalamnya pembelajaran muncul dan menekankan pentingnya interaksi sosial dan
negosiasi dalam pembelajaran.berkenaan dengan praktek kelas,
pendekatan-pendekatan konstruktivis mendukung kurikulum dan pengajaran
student-centered. Siswa adalah kunci pembelajaran.
Jadi, tidak seperti kaum behavioris yang
mengkonsentrasikan diri pada perilaku yang dapat diobservasi secara langsung.
Kaum konstruktivis memfokuskan pada proses-proses dan strategi-strategi mental
yang digunakan para siswa untuk belajar. Pemahaman kita tentang pembelajaran
telah berkembang sebagai hasil dari kemajuan-kemajuan dalam sains kognitif,
studi tentang proses-proses mental yang digunakan siswa dalam berfikir dan
mengingat.
Teori-teori psikologis merupakan pandangan-pandangan
dunia yang komprehensif yang berfungsi sebagai basis bagi guru dalam pendekatan
praktek pengajaran. Orientasi-orientasi pengajaran pada pokoknya berhubungan
dengan pemahaman kondisi-kondisi yang diasosiakan dengan pengajaran efektif.
Diantara orientasi-orientasi psikologis yang telah mempengaruhi filsafat
pengajaran adalah psikologi humanistik, behavioristik, dan konstruktivistik.
Psikologi humanistik menekankan kepada
kebebasan personal, pilihan, kepekaan, dan tanggung jawab personal. Psikologi
humanisme juga memfokuskan pada prestasi, motivasi, perasaan, tindakan, dan
kebutuhan akan umat manusia.
Psikologi Behaviorisme didasarkan pada prinsip
bahwa perilaku manusia yang diinginkan merupakan produk desain bukannya
kebetulan. Menurut kaum behavioristik, merupakan suatu ilusi yang mengatakan
bahwa manusia memiliki suatu keinginan yang bebas.
Psikologi konstruktivistik selalu terfokus
pada proses-proses pembelajaran bukannya pada perilaku belajar. Kaum
konstruktivistik mempergunakan Proses-proses dan strategi-strategi mental yang
digunakan para siswa untuk belajar.
Daftar Pustaka
Noorhayati aliet
sutrisno, pandanita windari, fikriyah.2012. Filsafat Pendidikan.
Yogyakarta: deepublish
Sadulloh, Uyoh.2006.Pengantar
Filsafat Pendidikan. Jakarta: ALFABETA
Soemanto,
Wasty.2006.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pt. Rineka Cipta
Tafsir, Ahmad. 2009. Filsafat
Umum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Drs. H. Fauzi .A. (2004). Psikologi Umum,
Bandung : CV. Pustaka Setia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar